Skip to content

Lameson 16 mg Strip 10 Tablet

Original price Rp 124.100,00 - Original price Rp 124.100,00
Original price Rp 124.100,00
Rp 130.300,00
Rp 130.300,00 - Rp 130.300,00
Current price Rp 130.300,00

FARMAKOLOGI
Metilpredinosolon atau methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid alamiah, memiliki sifat menahan garam (salt retaining properties) digunakan sebagai terapi pengganti pada difisiensi adrenokortikal. Analog sintetisnya terutama digunakan sebagai antiinflamasi pada sistem organ yang mengalami gangguan. Glukortikoid menimbulkan efek metabolisme yang besar dan bervariasi. Glukokortikoid merubah respon kekebalan tubuh terhadap rangsangan.

Penggunaan obat ini HARUS DENGAN RESEP DOKTER.

?

INFORMASI PADA KEMASAN :

BPOM No :DKL 9513301010C2

Cara Pakai : Dewasa : Dosis awal bervariasi antara 4-48 mg perhari tergantung pada jenis dan beratnya penyakit serta respon penderita. Bila telah diperoleh efek terapi yang memuaskan, dosis harus diturunkan sampai dosis efektif minimum untuk pemeliharaan.

Pada situasi klinik yang memerlukan methylprednisolone dosis tinggi termasuk multiple sklerosis: 160 mg/hari selama 1 minggu, dilanjutkan meniadi 64 mg/hari selama bulan menunjukkan hasil tes yang efektif. Jika selama periode terapi yang wajar namun respon yang diharapkan tidak tercapai, hentikan segera pengobatan dan berikan terapi yang sesuai. Setelah pemberian obat dalam jangka panjang, penghentian obat sebaiknya dilakukan bertahap.

Pemberian obat secara ADT (Alternate-Day Therapy) adalah dosis regimen untuk 2 hari diberikan Iangsung dalam 1 dosis tunggal pada pagi hari (obat diberikan tiap 2 hari sekali). Tujuan dari terapi ini untuk meningkatkan farmakologi pasien terhadap pemberian dosis pengobatan jangka panjang (long term pharmacologic dose) untuk mengurangi efek-efek yang tidak diharapkan termasuK supresi pituitary adrenal, keadaan cushingoid, gejala penurunan kortikoid dan supresi pertumbuhan pada anak.

Usia lanjut : Pengobatan pada penderita usia lanjut, khususnya dalam jangka panjang harus direncanakan terlebih dahulu mengingat resiko yang besar dari efek samping kortikosteroicf paaa usia lanjut (khususnya osteoporosis, diabetes, nipertensi, rentan terhadap infeksi serta penipisan kulit).

Anak-anak (<12 tahun) : Dosis umum pada anak-anak harus didasarkan pada respon klinik serta kebijaksanaan dokter klinis. Pengobatan harus dibatasi pada dosis minimum cfengan periode yang pendek. Jika memungkinkan harus diberikan dalam dosis tunggal secara ADT.

Khasiat : Sebagai terapi substitusi pada insufisiensi adrenal (hidrokortison atau kortison merupakan pilihan pertama, kombinasi methylprednisolone dengan mineralokortikoid dapat digunakan), hiperplasia, adrenal kongenital. Juga digunakan sebagai terapi tambahan dengan pemberian jangka pendek pada pengobatan arthritis rheumatoid, penyakit Kolagen,lupus eritematosus sistemik. Mengatasi penyakit mata (alergi Romeal marcinal, herpes zoster oflalmicus, Ronjungtivitis alergi, keratitis, chorio retinitis, neuritis optik, iritis dan indosklitis). Sebagai obat tambahan untuk mengatasi penyakit alergi yang hanva berlangsung dalam waktu tertentu seperti: alergi rhinitis musimari/tahunan, penyakit serum, asma bronkial, reaksi hipersensitif terhadap obat, dermatitis kontak dan dermatitis atopik.

Kontra indikasi :

  • Penderita yang hipersensitif terhadap kortikosteroid.
  • Infeksi jamur sistemik.
  • Tuberkulosis aktif laten.

Perhatian :

  • Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan posterior subkapsular, katarak, glaukoma dan meningkatkan infeksi okular sekunder yang disebabkan jamur atau virus.
  • Pemakaian dosis besar dari kortikosteroid menyebabkan peningkatan tekanan darah, retensi garam dan air dan meningkatkan eksresi kalium.
  • Hati-hati penggunaan steroid pada kolitis ulseratif nonspesifik, jika mungkin ada perforasi abses atau infeksi pyogemk yang lain, divertikulitis, intestinal anastomosis, peptik ulcer aktif atau laten, insufisiensi renal, hipertensi, osteoporosis dan miastenia gravis.
  • Tidak dianjurkan penggunaan untuk bayi dan anak-anak. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menehambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Kepekaan terhadap infeksi pada penderita yang mendapat kortikosteroid tidak bersifat spesifik untuk bakteri atau fungi patogen tertentu. Bila terjadi infeksi, dosis tetap dipertahankan atau ditambah dan harus dilakukan pengobatan yang terbaik terhadap infeksi tersebut.
  • Kortikosteroid tidak dianjurkan digunakan pada wanita hamil trimester pertama, kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme.
  • Tidak dianjurkan pemakaian pada ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid disekresikan ke dalam ASI.
  • Hati-hati penggunaan kortikosteroid ini pada penderita diabetes mellitus, karena dapat meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi sensitifitas terhadap insulin.
  • Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita herpes simplex okular, karena kemungkinan dapat terjadi perforasi korneal.
  • Penggunaan kortikosteroid dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit infeksi.
  • Penggunaan dalam jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Penderita dalam keadaan stress memerlukan dosis yang lebih tinggi.

Interaksi Obat :

  • Penggunaan methylprednisolone bersama dengan cyclosporin terjadi penghambatan metabolisme keduanya dan terjadinya konvulsi pernah dilaporkan.
  • Obat yang menginduksi enzim hepatik misalnva fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens sehingga dibutunkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai respon yang diinginkan.
  • Obat seperti troleandomycin dan ketokonazo! dapat menghambat metabolisme .
  • Penggunaan bersamaan dengan dengan asetosal aapat meningkatkan bersihan/klirens kronik asetosal dosis tinggi sehingga menurunkan kadar serum salisilat. Penggunaan harus diawasi pada penderita hipoprotombinemia.
  • Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan : Efek dan antikoaguIan bervariasi, umumnya dapat menurunkan efek anti koagu Ian.
  • Penggunaan bersamaan dengan steroid : Pernah dilaporkan steroid berinteraksi dengan neuromuscular blocking agent (seperti pancuronium) dengan reverse parsial dari blok neuromuskular. Steroid dapat menimbulkan efel< antikolinesterase pada myasthenia gravis. Efek yang diharapkan dari senyawa hipoglikemik (termasuk insulin), antihipertensi, antagoms diuretik dengan kortikosteroid, dan efek hipokalemia dari asetazolamida, diuretik-loop, diuretik thiazida, serta karbenoxoione meningkat.

Komposisi : Setiap tablet mengandung Methylprednisolone 16 mg

Cara Penyimpanan : Simpan ditempat kering dang sejuk

Kemasan : Blister Isi 10 Tablet

Diproduksi Oleh : PT Lapi Laboratories

Produksi : Indonesia

Disclaimer : Hasil dapat bervariasi antara individu tergantung berbagai faktor seperti usia, genetik, pola hidup, dan lain sebaginya

Diskusi Produk

Punya Pertanyaan ?

Menjadi yang Pertama untuk bertanya

Masukan Pertanyaan