Fastor 10 Mg 10 Tablet
Penjelasan Singkat :
Harga yang tertera untuk 1 Blister isi 10 kaplet
FARMAKOLOGI
Farmakodinamik
Fastor (Atorvastatin Calcium) adalah obat penurun lipid sintetik, yang merupakan penghambat dari enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A-(HMG-CoA) reductase. Enzim ini mengkatalisis konversi HMG-CoA ke mevalonate, sebuah langkah awal dan langkah rate-limiting dalam biosintesis kolesterol.
Penggunaan obat ini HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
INFORMASI PADA KEMASAN :
BPOM No : DKL1413318809A1
Cara Pakai :
Umum
Sebelum melakukan terapi dengan atorvastatin, harus dilakukan usaha untuk mengontrol hiperkoiesterolemia dengan diet yang sesuai, latihan fisik, dan penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas, serta mengobati masalah medis yang mendasari. Pasien harus melanjutkan diet penurun kolesterol standar selama terapi dengan atorvastatin. Dosis awal umumnya 10 mg sekali sehari. Kisaran dosis 10 hingga 80 mg sekali sehari. Dosis dapat diberikan setiap waktu sepanjang hari, dengan atau tanpa makanan. Dosis awal dan pemeliharaan harus diindividualisasi menurut kadar LDL-C, tujuan terapi, dan respon pasien. Setelah terapi awal dan saat titrasi atorvastatin, kadar lemak harus dianalisis dalam 2 hingga 4 minggu, dan dosis disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.
Hiperkoiesterolemia primer dan hiperlipidemia kombinasi (campuran)
Umumnya pasien terkontrol dengan atorvastatin 10 mg sekali sehari. Respon terapeutik tampak nyata dalam dua minggu, dan respons maksimum biasanya tercapai dalam empat minggu. Respon tersebut bertahan selama terapi jangka panjang.
Hiperkoiesterolemia familial homozigot
Dalam suatu studi pada pasien dengan hiperkoiesterolemia familial homozigot, umumnya pasien berespon terhadap atorvastatin 80 mg.
Hiperkoiesterolemia familial heterozigot pada pasien anak (usia 10-17 tahun)
Dosis awal atorvastatin yang direkomendasikan adalah 10 mg/hari; dosis maksimum yang direkomendasikan adalah 20 mg/hari (dosis lebih besar dari 20 mg belum diteliti pada populasi pasien ini). Dosis harus diindividualisasi menurut tujuan terapi yang direkomendasikan. Penyesuaian harus dibuat dengan interval 4 minggu atau lebih.
Khasiat :
Atorvastatin diindikasikan sebagai terapi tambahan disamping diet, untuk menurunkan kolesterol total, LDL-C, apolipoprotein-B dan kadar trigliserida pada pasien dengan hiperkoiesterolemia primer, hiperlipidemia kombinasi (campuran), serta hiperkoiesterolemia familial heterozigot dan homozigot, bila diet dan penatalaksanaan non-farmakologik lainnya kurang berhasil.
Pencegahan Kompiikasi Kardiovaskuler
Pada pasien hipertensi (umur 40 tahun atau lebih) dan dislipidemia, dengan paling sedikit 3 faktor risiko penyakit seperti hipertrofi ventrikel kiri, abnormalitas EKG (elektrokardiografi), NIDDM, penyakit arteri perifer, riwayat penyakit serebrovaskuler termasuk TIA = 3 bulan sebelumnya, mikroalbuminuria/ proteinuria, perokok (perokok aktif dalam tahun terakhir dengan 20 batang rokok atau cerutu tiap minggu), rasio kolesterol total/ kolesterol HDL > 6 dan riwayat penyakit arteri koroner tingkat pertama relatif sebelum usia 55 tahun (pria) dan 60 tahun (wanita), atorvastatin diindikasikan untuk:
- Mengurangi risiko penyakit jantung koroner berat dan infark miolcardium non-fatal
- Mengurangi risiko stroke
- Mengurangi risiko prosedur revaskularisasi atau angina pektoris.
Pasien anak (10-17 tahun).
Atorvastatin diindikasikan sebagai terapi tambahan disamping diet untuk mengurangi kadar total-C, LDL-C dan apo-B pada anak laki-laki dan perempuan postmenarche, umur 10 sampai 17 tahun dan dengan hiperkoiesterolemia familial heterozigot, jika terapi diet yang dilakukan tidak adekuat dengan tanda:
- Kadar LDL-C tetap = 190 mg/dL atau
- Kadar LDL-C tetap = 160 mg/dL disertai dengan:
- Adanya riwayat penyakit kardiovaskuler prematur dalam keluarga atau
- Pada pasien anak tersebut ditemukan dua atau lebih risiko penyakit kardiovaskuler.
Kontra indikasi :
Atorvastatin dikontraindikasikan pada:
- Pasien dengan hipersensitivitas terhadap komponen obat ini
- Pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum lebih dari tiga kali batas atas normal yang menetap dan tidak dapat dijelaskan
- Kehamilan, menyusui, atau berpotensi hamit yang tidak menggunakan kontrasepsi yang adekuat. Atorvastatin harus diberikan pada wanita usia subur hanya jika sangat tidak mungkin hamil dan telah diinformasikan potensi bahayanya terhadap janin.
Perhatian :
Efek terhadap Hepar
Seperti obat penurun lemak lainnya dari golongan yang sama, peningkatan sedang (> 3 x batas atas normal (ULN) dari transaminase serum telah dilaporkan setelah terapi dengan atorvastatin.
Uji fungsi hati harus dilakukan sebelum petmulaan terapi, dan pada 12 minggu seteiah mulai terapi dan setiap evaluasi dosis, serta secara periodik (setiap setengah tahun) setelahnya. Pada pasien yang mengalami tanda dan gejala yang menunjukkan injuri hati harus dilakukan uji fbngsi hati. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar transaminase harus dipantau hingga keiainan tersebut pulih. Jika peningkatan ALT atau AST lebih besar dari tiga kali batas atas normal menetap, direkomendasikan penurunan dosis atau penghentian atorvastatin. Atorvastatin dapat menyebabkan peningkatan transaminase.
Atorvastatin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dan/atau mempunyai riwayat penyakit hati. Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase yang menetap yang tidak dapat dijelaskan merupakan kontraindikasi penggunaan atorvastatin.
Efek terhadap Otot Rangka
Mialgia telah dilaporkan pada pasien yang diterapi atorvastatin. Miopati, yang didefinisikan sebagai nyeri otot atau kelemahan otot disertai dengan peningkatan kadar creatine phosphokinase (CPK) >10 kali ULN, harus dipertimbangkan pada pasien dengan mialgia difusa, nyeri atau kelemahan otot, dan/atau peningkatan CPK yang nyata. Pasien harus disarankan untuk melaporkan dengan segera nyeri, nyeri tekan, atau kelemahan otot, khususnya jika disertai dengan malaise atau demam. Terapi atorvastatin harus dihentikan jika teijadi peningkatan kadar CPK secara nyata atau didiagnosis atau disangka miopati.
Risiko miopati selama terapi dengan obat dalam golongan ini meningkat dengan pemberian bersamaan dengan cyclosporine, derivat fibric acid, erythromycin, atau antijamur azole. Banyak dari obat ini menghambat metaboiisme sitokrom P450 3A4 dan/atau transpor obat. Atorvastatin dibiotransformasi oleh CYP 3A4. Dokter yang mempertimbangkan untuk mengkombinasi terapi dengan atorvastatin dan derivat fibric acid, erythromycin, obat imunosupresif, antijamur azole, atau dosis penurun lemak dari niacin, harus dengan hati~hati memperhitungkan potensi manfaat dan risiko serta secara hati-hati memantau pasien untuk tanda dan gejala nyeri, nyeri tekan, atau kelemahan otot, khususnya selama bulan-bulan awal terapi dan selama setiap periode titrasi peningkatan dosis masing-masing obat. Oleh karena itu, dosis awal dan pemeliharaan atorvastatin yang lebih rendah harus dipertimbangkan jika diminum secara bersamaan dengan obat yang disebutkan. Penghentian sementara atorvastatin mungkin tepat dilakukan selama terapi dengan fusidic acid.
Penentuan creatine phosphokinase (CPK) periodik dapat dipertimbangkan pada situasi seperti itu, tetapi tidak ada jaminan bahwa pemantauan seperti itu akan mencegah kejadian miopati berat. Atorvastatin dapat menyebabkan peningkatan creatine phosphokinase.
Seperti obat lainnya dalam golongan ini, telah dilaporkan kasus yang jarang dari rabdomiolisis dengan gagal ginjal akut, sekunder terhadap mioglobinuria. Suatu riwayat kelainan ginjal dapat menjadi suatu faktor risiko terjadinya rabdomiolisis. Pada pasien seperti ini layak dilakukan pemantauan lebih ketat untuk efek pada otot rangka. Terapi atorvastatin harus ditunda atau dihentikan pada pasien dengan kondisi akut dan serius yang menunjukkan suatu miopati atau mempunyai faktor risiko terjadinya gagal ginjal sekunder terhadap rabdomiolisis (misalnya infeksi akut berat, hipotensi, pembedahan mayor, trauma, gangguan metabolik, endokrin, dan elektrolit berat, serta kejang yang tidak terkontrol).
Interaksi Obat : Risiko miopati selama terapi dengan obat dari kelas ini akan meningkat bersamaan dengan pemberian sikolosporin, turunan asam fibrat, erythromycin, anti jamur azole atau niasin.
Efek Samping : Atorvastatin secara umum ditoleransi dengan baik. efek samping biasanya ringan dan bersifat sementara. Kurang dari 2% penderita dihentikan dari uji klinia dikarenkan efek samping yang terjadi.
Efek samping yang paling sering terjadi (lebih dari 1 %) akibat pengobatan atorvastatin adalah:
Gangguan sistem saraf: sakit kepala
Gangguan gastrointestinal: mual, diare, nyeri abdomen, dyspepsia, konstipasi, kembung.
Gangguan muskuloskeletal dan jaringan penghubung: mailgia
Gangguan umum: asthenia.
Komposisi : Tiap kaplet salut selaput mengandung Atorvastatin calcium setara dengan atorvastatin 10 mg.
Cara Penyimpanan : Simpan pada suhu dibawah 30 celsius, terlindung dari cahaya
Kemasan : 1 Blister @ 10 kaplet salut selaput
Diproduksi Oleh : PT. LAPI LABORATORIES
Produksi : Indonesia
Disclaimer : Hasil dapat bervariasi antara individu tergantung berbagai faktor seperti usia, genetik, pola hidup, dan lain sebaginya
Expired : Expired Min > 3 Bulan